Ada Apa Dengan Film Joker?
Ada Apa Dengan Film Joker? Sudah menonton film Joker?
Film yang tayang sejak tanggal 02 Oktober 2019 di seluruh bioskop di Indonesia ini sukses merebut perhatian banyak orang, terbukti dengan penuhnya gedung-gedung bioskop di tanah air. Sebagus itukah film ini? atau sepenasaran itukah masyarakat kita terhadap sosok Joker? lalu ada apa dengan film Joker?
Ternyata dibalik kesuksesan film Joker justru menuai banyak kontroversi, bahkan sebelum film tersebut tayang.
Mendapat Penghargaan Golden Lion Award!

Joker Perdana diputar dalam Festival Film Venesia pada tanggal 31 Agustus 2019 dan langsung memenangkan Penghargaan Tertinggi Golden Lion Award sebagai Film Terbaik. Sementara di Indonesia, Film Joker sudah tayang sejak 02 Oktober 2019 lalu.
Sosok Joker sendiri diperankan oleh Joaquin Phoenix. Film garapan sutradara Todd Phillips ini sukses menarik banyak perhatian penonton meskipun ditengah kontroversi. Phillips juga menulis naskahnya bersama Scott Silver dalam Produksi Warner Bross Pictures.
Sinopsis Film Joker 2019.

Film ini menceritakan kehidupan pahit yang dialami oleh Arthur Fleck, seorang badut berusia 40 tahun tinggal bersama ibunya yang sedang sakit yaitu Penny Fleck. Arthur menderita kelainan otak yang menyebabkan tertawa yang tidak bisa dikendalikan pada waktu yang tidak tepat.
Setelah dikeroyok sekelompok anak yang mencuri papan miliknya, seorang rekannya meminjamkan sebuah pistol untuk alat perlindungan diri. Namun, Arthur membawanya saat mengunjungi rumah sakit anak dan pistol tersebut tak sengaja jatuh dari sakunya, kejadian itu terdengar sampai ke telinga Bossnya dan Arthur pun dipecat.
Ketika Senyuman Menjadi Kekejaman!

Hari terburuk malam itu terjadi pada Arthur. Di dalam kereta bawah tanah, ia melihat tiga orang pemuda yang menggoda seorang wanita. Awalnya dia tidak ingin terlibat, namun penyakit tertawanya datang lagi dan tidak bisa dikendalikan.
Ketiga pemuda tersebut merasa ditertawakan dan akhirnya memukuli Arthur. Kali ini Arthur tidak diam saja, dia membalas dengan menembaki ketiga pemuda tersebut secara brutal hingga tewas. Kemudian dia melarikan diri dengan kostum badut yang dipakainya.
Para pemuda tersebut ternyata adalah Pengusaha dari kalangan atas, kematian mereka mendapat komentar dari Thomas Wayne yang justru memicu aksi massa dengan berdemo menggunakan topeng badut.
Memperkenalkan Diri Sebagai Joker.

Ditengah pengejaran polisi Arthur mendapat sebuah telpon dan diundang ke dalam acara Murray Franklin, dan meminta Murray memperkenalkannya sebagai ‘ Joker ‘. Saat Acara Murray berlangsung Live di televisi Artur di sambut dan diperkenalkan sebagai Joker.
Dia tampil riang dengan tariannya, namun saat dia diminta untuk membacakan lelucon dia malah mengakui pembunuhan ketiga pemuda di kereta bawah tanah yang telah dilakukannya. Sontak hal tersebut membuat seisi studio tercengang antara percaya dan tidak dengan pengakuan Joker yang secara tiba-tiba.

Murray berusaha menenangkan suasana namun Arthur langsung menembak mati murray tepat dikepalanya, saat itu juga semua yang berada di dalam studio kocar-kacir menyelamatkan dirinya masing-masing.
Arthur (Joker) kemudian ditangkap dan dibawa oleh mobil polisi. Namun ditengah perjalanan, mobil polisi yang membawanya ditabrak dari samping oleh sebuah ambulans yang dikemudikan para badut dengan sengaja. Badut-badut tersebut menyelamatkan Arthur dan membaringkannya di atas kap mobil.
Arthur yang dikelilingi oleh para badut pengunjuk rasa yang membuat kekacauan Kota. Salah satu dari badut pengunjuk rasa itu mengejar keluarga Wayne hingga sampai di sebuah lorong, badut itu menembak Thomas Wayne dan istrinya Martha.
Sementara Bruce Wayne kecil yang selamat hanya bisa terpaku menyaksikan kematian orang tua yang terjadi di depan matanya.

Lalu Artur yang telah mengganti namanya menjadi Joker terbangun diantara riuh suara para badut pengunjuk rasa, kemudian ia menari dengan tarian khasnya.
Kekhawatiran Terjadinya Kekerasan Senjata.
Insiden Penembakan Masal masih menjadi momok yang menghantui masyarakat.

Kegelisahan terhadap film ini nampaknya berakar pada dua hal. Yaitu, karakter Joker sebagai pembawa kemarahan dan pemberontakan yang membabibuta, dan penembakan masal mengerikan yang terjadi pada saat pemutaran film Batman: The Dark Knight Rises di Aurora Colorado, pada tahun 2012 yang dilakukan oleh James Holmes.
James menembaki penonton teater hingga menyebabkan 12 orang meninggal dunia dan 70 orang luka-luka. Saat insiden itu terjadi, ia berpakaian seperti badut dan menyebut dirinya Joker ketika ia ditahan.

Namun tentu saja hal tersebut tidak benar, James Holmes hanya memilih moment peluncuran Batman: The Dark Knight Rises sebagai waktu yang tepat untuk melaksanakan aksinya, hanya karena film tersebut adalah ‘Block Buster’ besar yang rilis akhir pekan itu.
Namun, nampaknya insiden penembakan tersebut dengan film Batman terlanjur melekat dalam ingatan publik, hingga terus menjadi momok dan ketakutan bagi masyarakat.
Bahkan kemiliteran Amerika meningkatkan kesiagaannya pada saat pemutaran film Joker. Dan seluruh bioskop di Amerika Serikat melarang penontonnya memakai kostum dan topeng.
Itulah sebabnya mengapa film Joker ini mendapat sorotan tajam, meskipun banyak film antihero lain yang juga menggunakan pistol sebagai senjata dalam adegan tembak menembak.
Kontroversi Dalam Film Joker !

Awalnya film ini diduga akan memicu ide-ide buruk dan berbahaya untuk membunuh.
Joker juga dinilai membuat beberapa orang yang merasa tersingkirkan menjadi lebih terlihat dan lebih kuat, atau mungkin bisa bertindak sebagai respons. Beberapa pesan yang jelek juga di dapat dari film ini, yaitu sikap mementingkan diri sendiri, anarkis, dan secara tidak sengaja membangun simpati publik terhadap sosok Joker.
Film ini juga mendorong penonton ke sudut pandang Joker sebagai korban utama dari semua penindasan.
Joker seperti dirancang untuk mengecewakan orang-orang yang bersimpati dan merasa kasihan pada kemalangan hidupnya. Yang kemudian menentukan pilihannya menjadi pemberontak yang kejam.
Sehingga membuat sebagian orang setuju dengan tindakan yang dilakukan Joker. Terutama bagi mereka yang merasa dirinya tidak dilihat dan beranggapan bahwa dunia ini tidak adil.
Kehadiran Joker seperti provokasi yang seolah mengatakan bahwa kamu tidak sendirian, musuhmu atau orang-orang yang menyakitimu sangat mengerikan, dan tidak ada salahnya, jika kamu membalas mereka dengan cara apapun yang kamu inginkan.
Film ini juga menggambarkan pelampiasan segala bentuk amarah dari kekejaman hidup serta rasa tertekan.
Menyuguhkan Fantasi yang Menggoda.

Namun, harus diakui film ini memang menyuguhkan fantasi yang menggoda. Pemberontakan dari kesedihan dan rasa sakit yang dialami serta mengasihani diri sendiri. Semua yang dilalui memberinya kekuatan dan pengakuan yang layak diterimanya. Membuat orang bersimpati pada iblis dan membenarkan neraka kekejaman yang ia ciptakan.
Joker memang mengangkat kejahatan, namun kisah penindasan seperti yang dialami Joker terkadang perlu diceritakan. Untuk memberi pandangan bahwa hidup tidak selamanya berjalan mulus. Begitu juga dengan film, yang tidak harus selalu menampilkan sisi baik dan keindahan saja.
Semua kembali lagi kepada penonton, bagaimana mengambil pelajaran dari film Joker ini. Tentu dalam setiap kisah yang buruk pasti ada hal baik yang bisa kita petik hikmahnya.