Waspada Bakteri Pemakan Daging!!
terakurat–bakteri-pemakan-daging– Nekrosis biasanya disebabkan oleh faktor-faktor eksternal sel atau jaringan, seperti infeksi, racun, atau trauma. Oleh karena itu, nekrosis yang tidak ditangani akan menghasilkan timbunan jaringan, dan debris sel mati yang membusuk di dekat lokasi kematian sel, atau tepat pada kematian sel. Contohnya yaitu gangren. Dalam hal ini, sering kali diperlukan pembedahan untuk menghilangkan jaringan nekrotik.
Pengobatannya.
Pengobatan nekrosis biasanya melibatkan beberapa proses yang berbeda yaitu :
1. Debridement.
Menghilangkan jaringan mati dengan metode bedah atau non-bedah. Tergantung pada tingkat keparahan nekrosis. Menghilangkan jaringan yang mati bisa dengan memotong sebagian kecil kulit, sampai melakukan amputasi pada anggota tubuh yang terkena.
2. Obat-obatan.
Jika nekrosis disebabkan oleh trauma fisik dan luka bakar kimia, maka pengidap dapat mengonsumsi obat antibiotik dan obat anti-inflamasi. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya peradangan dan infeksi bakteri.
3. Obat Anti-racun.
Bila nekrosis disebabkan oleh racun dari gigitan ular, maka konsumsi anti-racun dapat dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk menghentikan penyebaran racun. dan obat antibiotik untuk menghambat infeksi.
Pada kasus iskemia, yaitu terhambatnya pasokan darah ke jaringan yang menyebabkan hipoksia. Serta produksi spesies oksigen reaktif (ROS) yang bereaksi dengan cara merusak protein dan membran. Maka pengobatan dilakukan dengan memberikan antioksidan untuk menghentikan ROS.
4. Antioksidan.
Jika dalam waktu 24 jam setelah jari teriris pisau merasa kesakitan parah dan demam. Serta luka iris terasa sakit, segera pergi ke dokter. Bisa jadi Anda terkena infeksi yang disebabkan oleh bakteri pemakan daging.
Tahukah kamu apa itu “bakteri pemakan daging”?
Bakteri yang satu ini adalah aktor utama di balik infeksi langka “necrotizing fasciitis”. Bakteri pemakan daging akan melepaskan racun yang bisa merusak jaringan di sekitarnya. Mereka dapat menyerang dan membunuh kulit, lemak yang berada tepat di bawah kulit, dan fascia yaitu jaringan tipis yang membungkus organ atau otot.
Infeksi necrotising fasciitis inimerupakan infeksi kulit akibat bakteri pemakan daging. Pada awalnya bisa dari cedera yang justru relatif kecil, seperti luka kena pisau, luka terbakar, luka memar atau luka gigitan serangga. Tapi bukannya cepat sembuh, luka tersebut malah semakin memburuk dengan sangat cepat.
Jika tidak langsung ditangani secepatnya, infeksi bakteri pemakan daging ini bisa jadi sangat fatal. Bahkan bisa membuat kita kehilangan organ tubuh dan yang lebih parahnya lagi bisa kehilangan nyawa dalam waktu singkat.
Tanda-tanda awal bakteri pemakan daging beraksi :
Infeksi necrotizing fasciitis bisa terjadi jika ada bakteri dalam tubuh atau kulit yang luka. Bakteri grup A Streptococcus dianggap sebagai penyebab paling umum infeksi mematikan ini. Streptococcus pyogenes juga dikenal sebagai Streptococcus beta-hemolitik grup A, atau grup A streptokokus (GAS) adalah bakteri coccus gram positif (bakteri berbentuk bola) yang ada di mana-mana, sangat menular, dan menyebar terutama melalui kontak antar-manusia dan melalui partikel air kecil pernapasan (droplet), kulit manusia dan selaput lendir adalah satu-satunya tempat yang diketahui untuk penularan GAS.
GAS berhubungan dengan toxic shock syndrome dan dengan infeksi kulit dan infeksi jaringan lunak yang mengancam jiwa, terutama fasciitis nekrotikan, yang masing-masing berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas yang sangat tinggi. Selain itu, ada juga jenis bakteri lain yang dianggap bisa menimbulkan infeksi ini yaitu Aeromonas hydrophila, Staphylococcus aureus, Escherichia coli (E. coli), Bacteroides, Clostridium, dan Klebsiella.
Gejala.
Infeksi akibat bakteri pemakan daging setidaknya bisa dikenali melalui tiga tahap yaitu tahap awal, tahap lanjutan, dan tahap kritis.
Gejala awal (biasanya terjadi dalam waktu 24 jam).
Meliputi demam, ada luka atau goresan yang terasa sakit berlebihan. Rasa sakit dirasakan tidak sesuai dan lebih parah dari bentuk atau ukuran luka.
Gejala lanjutan (biasanya terjadi dalam waktu 3 sampai 4 hari).
Meliputi muntah-muntah dan diare. Selain itu, daerah yang luka akan beruam, membengkak, dan muncul bercak gelap besar yang berubah menjadi lepuhan dan berisi cairan.
Gejala kritis (biasanya dalam waktu 4 sampai 5 hari).
meliputi tekanan darah turun drastis, syok toksik dari racun yang dikeluarkan oleh bakteri, tubuh menjadi lemah, dan tidak sadar. Tidak bisa dicegah. Tidak ada cara pasti untuk mencegah bakteri pemakan daging penyebab necrotizing fasciitis. Namun, risiko infeksi ini bisa dikurangi dengan menjaga kebersihan tubuh, contohnya dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan memperhatikan luka apa pun meskipun hanya luka kecil.
Jika ada luka sekecil apa pun di tubuh, segera bersihkan dengan air yang mengalir, keringkan dengan handuk bersih, dan tutup dengan perban yang kering dan bersih hingga sembuh. Jangan lupa untuk selalu mengganti perban apabila kotor atau basah. Jangan menuda-nunda perawatan luka. Jika Anda memiliki luka terbuka atau infeksi aktif, disarankan untuk tidak berendam di kolam renang, bak air panas, danau, sungai, dan laut, hingga infeksi sembuh.
Dan, sekali lagi, jangan lupa untuk mencuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah merawat luka. Infeksi bakteri pemakan daging bisa menyebar dengan sangat cepat. Oleh karena itu, semakin cepat dibawa ke rumah sakit dan pengobatan dimulai, semakin besar pula kemungkinan untuk pulih dari infeksi dan terhindar dari komplikasi serius.
Apakah Fasciitis Nekrotikan Menular?
Fasciitis nekrotikan tidak dianggap sebagai penyakit menular. Namun, secara teori sangat mungkin seseorang dapat terinfeksi oleh organisme yang sama setelah kontak dengan orang yang terkena fasciitis nekrotikan (misalnya, infeksi MRSA). Memang, jarang individu yang mengalami kontak kemudian terkena fasciitis nekrotikan, meskipun mungkin terjadi.
Karena banyak kasus fasciitis nekrotikan dimulai setelah beberapa jenis trauma kulit, perawatan luka yang tepat dan manajemen luka penting dilakukan. Bersihkan luka dan pantau tanda-tanda infeksi. Deteksi dan pengobatan infeksi awal merupakan langkah terbaik untuk mencegah perkembangan selanjutnya dari fasciitis nekrotikan.
Segera mencari perawatan medis jika ada tanda-tanda atau gejala infeksi muncul. Pasien dengan masalah kesehatan, seperti diabetes, harus mengawasi tanda-tanda infeksi, dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Harus mengambil langkah yang tepat, untuk menghindari paparan infeksi potensial. Menghindari makanan laut dan kontak langsung dengan air laut. Air laut yang hangat berpotensi terkontaminasi dengan spesies Vibrio, direkomendasikan untuk orang-orang dengan penyakit hati.
Individu dengan infeksi kulit aktif atau luka terbuka harus mempertimbangkan menghindari pusaran air, kolam renang, dan sumber air alami. Menjaga kebersihan pribadi yang baik dan sering mencuci tangan dapat mencegah infeksi dan membantu mengendalikan penyebaran infeksi.
Mengikuti pedoman teknik bedah yang tepat dan steril. Selain itu juga, menggunakan pelindung diri, seperti sarung tangan, baju, dan masker, serta meningkatkan kewaspadaan di rumah sakit. Hal ini juga dapat memungkinkan tenaga kesehatan mencegah pengembangan dan penyebaran infeksi.