Ganda Puteri Dapat Emas di Olimpiade Tokyo !
olimpiade-tokyo– Seluruh rakyat Indonesia bersorak bangga saat pasangan ganda puteri Indonesia berhasil memboyong emas untuk olahraga Badminton. Dalam Olimpiade yang diselenggarakan langsung di Musashino Forest Plaza, Tokyo. Greysia Dan Apriyani berhasil mengalahkan China dengan score babak final dua gim langsung dengan skor 21-19, 21-15. Kemenangan mereka sekaligus menjadi ganda puteri pertama yang berhasil merebut mendali emas di ajang olimpiade.
Tidak hanya Presiden Republik Indonesia saja yang mengucapkan selamat melalui video call, agnes monica bahkan memposting ucapan selamat untuk greysia polii yang sudah lama bersahabat dengannya. Kemenangan ini sekaligus menjadi hadiah untuk Indonesia yang sebentar lagi merayakan hari kemerdekaannya.
Berikut ini Biodata dan perjalanan karier Greysia Polli dan Apriyani Rahayu sebagai atlet Badminton.
Greysia Polli.
Greysia Polii lahir di Kota Jakarta dari pasangan berdarah Minahasa Willy Polii dan Evie Pakasi. Ia adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Ayahnya meninggal dunia saat ia berusia 2 tahun. Kemudian ia pindah ke Manado, tempat ia menghabiskan masa kecilnya. Ia tertarik untuk bermain bulu tangkis karena mengikuti jejak kakaknya, Deyana Lomban, yang juga seorang mantan atlet bulu tangkis nasional Indonesia. Bakat bulu tangkisnya mulai muncul saat ia berusia enam tahun. Pada 1995, ia dan ibunya pindah ke Jakarta untuk mendapatkan pelatihan dan kesempatan bermain bulu tangkis yang lebih baik. Ia kemudian bergabung ke klub bulu tangkis Jaya Raya Jakarta.
Saat ia menjadi anggota klub, Retno Koestijah melihat bahwa Greysia yang saat itu berusia 14 tahun memiliki bakat untuk menjadi atlet ganda. Ia kemudian memindahkan Greysia dari pemain tunggal ke ganda. Keputusan tersebut akhirnya membuahkan hasil yang baik hingga Greysia bergabung ke tim nasional bulu tangkis pada tahun 2003.
Apriyani Rahayu.
Jauh sebelum meraih medali emas Olimpiade, terdapat jalan terjal yang harus dilewati Apriyani Rahayu dalam meniti karier sebagai atlet bulu tangkis.
Apriyani berjuang meraih mimpi di tengah keterbatasan ekonomi. Saat kecil Apriyani sering bermain bulu tangkis menggunakan raket bekas yang sudah tak layak pakai milik almarhum ibunya.