terakurat – Menjadi seorang ibu menyusui tentu menghadirkan tanggung jawab ganda—tak hanya menjaga kesehatan diri sendiri, tetapi juga memastikan keamanan si kecil dari paparan bahan-bahan kimia yang mungkin tidak disadari. Banyak yang tidak tahu bahwa kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu menyusui bisa berdampak buruk jika terserap ke dalam tubuh dan masuk ke dalam ASI. Sebagai pengguna aktif skincare, penting bagi Kamu untuk memahami kandungan apa saja yang sebaiknya dihindari demi keselamatan bayi dan kenyamanan dalam masa menyusui.
Kenapa Ibu Menyusui Harus Waspada Terhadap Skincare
Selama masa menyusui, tubuh ibu mengalami berbagai perubahan hormonal dan fisiologis. Beberapa bahan dalam skincare bisa menembus lapisan kulit, masuk ke aliran darah, lalu terbawa ke dalam air susu ibu. Di sinilah pentingnya memahami kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu menyusui, karena meski digunakan secara topikal, beberapa bahan memiliki efek sistemik.
Bahan kimia aktif dalam skincare memang dirancang untuk memberikan hasil maksimal. Namun, saat Kamu sedang menyusui, fokus utamanya bukan lagi pada efektivitas, melainkan pada keamanan. Bayi yang masih rentan bisa terkena dampak dari bahan-bahan seperti retinoid, salicylic acid dalam kadar tinggi, hingga hidrokuinon.
Selain dampak fisiologis, penggunaan skincare dengan kandungan berisiko juga bisa memicu alergi atau iritasi pada kulit bayi yang sering bersentuhan langsung dengan kulitmu. Oleh karena itu, memahami kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu menyusui adalah langkah preventif yang bijak untuk setiap ibu muda masa kini.
Retinoid dan Turunannya: Risiko Tertinggi untuk Bayi
Retinoid (termasuk tretinoin dan isotretinoin) adalah salah satu bahan aktif yang sangat populer dalam perawatan anti-aging dan jerawat. Namun, retinoid adalah salah satu kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu menyusui karena berisiko tinggi menyebabkan efek samping serius pada bayi.
Retinoid topikal mungkin tampak aman karena digunakan di permukaan kulit, tapi studi menunjukkan bahwa ia bisa terserap ke dalam sistem tubuh. Retinoid oral seperti isotretinoin bahkan masuk ke dalam kategori obat terlarang untuk ibu hamil dan menyusui karena dapat menyebabkan cacat lahir (teratogenik) dan kerusakan organ.
Alternatif yang lebih aman untuk ibu menyusui bisa berupa penggunaan bahan alami seperti niacinamide atau vitamin C yang lembut namun tetap efektif. Meski tidak sekuat retinoid, bahan-bahan ini cukup memberikan manfaat bagi kulit tanpa membahayakan bayi.
Salicylic Acid dalam Konsentrasi Tinggi, Waspadai Penggunaan Berlebihan
Salicylic acid atau asam salisilat sering digunakan untuk mengatasi jerawat karena kemampuannya membersihkan pori-pori secara mendalam. Namun, penggunaan salicylic acid dalam kadar tinggi adalah salah satu kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu menyusui secara bebas tanpa pengawasan dokter.
Dalam konsentrasi rendah (di bawah 2%), bahan ini masih dianggap aman untuk sebagian besar ibu menyusui, asalkan digunakan dalam area terbatas. Namun, jika digunakan dalam bentuk peeling kimia atau perawatan profesional dengan konsentrasi tinggi, potensi penyerapan sistemiknya meningkat dan bisa membawa risiko.
Solusinya, pilih skincare dengan kandungan antibakteri ringan seperti tea tree oil atau sulfur dalam kadar rendah. Bahan-bahan tersebut masih bisa membantu merawat kulit berjerawat tanpa khawatir mengenai dampak terhadap ASI.
Hydroquinone: Bahan Pemutih Kulit yang Harus Dihindari
Hydroquinone adalah zat pemutih kulit yang bekerja dengan menghambat produksi melanin. Meski ampuh mengatasi hiperpigmentasi, hydroquinone termasuk kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu menyusui karena tingkat penyerapannya ke dalam tubuh tergolong tinggi, yakni mencapai 35–45% saat dioleskan.
Belum ada cukup data yang menunjukkan aman tidaknya hydroquinone saat menyusui, dan karena sifatnya yang berisiko tinggi, lebih baik untuk menghindarinya sepenuhnya. Risiko ini menjadi lebih penting ketika Kamu sedang menyusui bayi baru lahir yang masih sangat sensitif terhadap pengaruh luar.
Sebagai gantinya, Kamu bisa mempertimbangkan bahan seperti licorice extract, alpha arbutin, atau vitamin C yang jauh lebih lembut di kulit dan tetap memberikan efek mencerahkan secara bertahap tanpa membahayakan kesehatan bayi.
Paraben dan Phthalates: Bahan Pengawet yang Perlu Diwaspadai

Meski sudah sering disinggung dalam berbagai kampanye kosmetik, paraben dan phthalates masih banyak digunakan sebagai pengawet dan penstabil aroma dalam produk skincare. Kedua bahan ini masuk dalam daftar kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu menyusui, terutama jika digunakan dalam jangka panjang dan dalam konsentrasi tinggi.
Paraben diketahui memiliki efek seperti hormon estrogen yang bisa mengganggu sistem endokrin tubuh. Sementara phthalates, yang banyak ditemukan pada produk pewangi, bisa memengaruhi perkembangan hormon pada bayi dan meningkatkan risiko gangguan sistem reproduksi.
Gunakan skincare yang mencantumkan label “paraben-free” dan “phthalate-free” untuk memastikan keamanan produk yang Kamu pakai. Keamanan jangka panjang sangat penting, apalagi di masa menyusui yang krusial untuk tumbuh kembang si kecil.
Essential Oil dan Bahan Alami: Tidak Selalu Aman
Banyak orang beranggapan bahwa bahan alami atau essential oil pasti aman. Padahal, tidak semua jenis essential oil cocok untuk digunakan saat menyusui. Beberapa di antaranya, seperti rosemary oil, peppermint oil, atau tea tree oil dalam konsentrasi tinggi, bisa menimbulkan reaksi alergi atau memengaruhi produksi ASI.
Meski terdengar bertentangan, beberapa bahan alami tetap termasuk kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu menyusui, terutama jika digunakan tanpa takaran yang jelas atau tanpa pengawasan profesional. Reaksi tubuh setiap orang bisa berbeda-beda, dan bayi pun bisa mengalami iritasi kulit hanya dari kontak tidak langsung.
Pilihlah essential oil yang sudah diformulasikan khusus untuk ibu menyusui atau gunakan skincare tanpa pewangi tambahan. Hal ini akan mengurangi risiko alergi dan menjaga kestabilan produksi ASI.
Tips Memilih Skincare Aman untuk Ibu Menyusui
Agar Kamu lebih tenang, berikut tips umum memilih skincare yang aman saat menyusui:
- Periksa label kandungan secara detail. Hindari produk dengan retinoid, hydroquinone, paraben, dan salicylic acid tinggi.
- Pilih produk yang berlabel hypoallergenic dan dermatologically tested. Ini menandakan produk telah diuji untuk kulit sensitif.
- Konsultasikan dengan dokter atau bidan jika ragu. Terutama bila Kamu memiliki kondisi kulit tertentu yang memerlukan perawatan khusus.
Dengan menerapkan langkah ini, Kamu bisa tetap merawat kulit tanpa mengorbankan kesehatan bayi. Ingat bahwa masa menyusui hanya berlangsung sementara, dan banyak alternatif skincare yang tetap aman namun tetap efektif.
Kesimpulan
Mengetahui kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu menyusui merupakan bentuk tanggung jawab terhadap kesehatan diri dan anak. Beberapa bahan populer seperti retinoid, salicylic acid dosis tinggi, dan hydroquinone memiliki potensi bahaya jika digunakan secara sembarangan. Maka, penting bagi setiap ibu menyusui untuk lebih selektif dan bijak dalam memilih produk perawatan kulit sehari-hari.
Dengan kesadaran ini, Kamu tetap bisa tampil percaya diri dan menjaga kesehatan kulit tanpa mengorbankan keamanan si kecil. Pilihlah produk yang lebih lembut, alami, dan diformulasikan untuk ibu menyusui. Karena merawat diri adalah bagian dari mencintai keluarga.
Apakah Kamu memiliki pengalaman menggunakan skincare selama masa menyusui? Bagikan pendapat dan tips Kamu di kolom komentar agar bisa menjadi inspirasi bagi ibu lainnya!