Film Milea: Suara dari Dilan. Ramaikan Hari Kasih Sayang!
Terakurat.com–film-milea– Kabar gembira buat kamu penggemar Dilan. Jika sudah menyaksikan film Dilan 1990 dan Dilan 1991 rasanya kamu wajib banget menonton film ini. Karena segala pertanyaan di kedua film tersebut akan terjawab di sini. Film Milea Suara Dari Dilan mengisahkan Dilan yang mendapatkan undangan reuni akbar.
Dilan mencoba untuk menceritakan kisahnya bersama Milea semasa SMA. Tidak ada kisah yang lebih Indah dari kisah cinta di SMA, begitupun dengan kisah cinta Dilan dan Milea. Yang awalnya membenci hingga saling mencintai. Awalnya manis hingga menjadi rumit. Dilan pun mulai menuturkan kisah cintanya bersama Milea melalui pandangannya.
Sejak pertama kali mereka bertemu, menjalin kasih, hingga berjuang untuk bertahan. Masa yang tidak selamanya indah, namun selalu membekas dibenaknya. Ini adalah cara Dilan mengingat Milea. Cara Dilan mengingat sebuah cinta yang ia pikir akan bertahan selamanya.
Milea Suara Dari Dilan, Merupakan sebuah jeritan Rindu dari seorang Dilan. Film Milea Suara Dari Dilan merupakan jawaban dari trilogi Dilan. Kita akan melihat kisah cinta Milea dan Dilan dari sudut pandang Dilan. Jika film kedua dan pertama Milea yang menceritakan tentang sosok panglima tempur Dilan, di film inilah saatnya Dilan mengungkapkan apa yang dia rasakan.
Penonton akan disuguhi flashback, momen-momen manis yang pernah terjadi antara Dilan dan Milea. Mulai dari Dilan yang datang ke rumah Milea sebagai utusan kantin sekolah, menelepon di telepon umum dan berkata “Jangan rindu, berat” sampai konflik mereka saat Milea ingin Dilan tidak ikut geng motor.
Dilan pun bercerita tentang pergolakan batinnya sendiri. Saat dia harus memilih Milea atau sahabat-sahabatnya dalam geng motor. Di film ini kita akan melihat sisi rapuh dari sosok sang panglima tempur, ada momen dirinya yang benar-benar hancur dan sedang butuh Milea. Namun Milea selalu menghindar karena marah melihat Dilan masih dengan teman-teman geng motornya.
Rindu yang Berat!
Saat hubungan mereka putus menjadi momen paling berat bagi Dilan. Begitupun dengan Milea, masing-masing masih saling memendam rindu namun sulit mengucapkannya. Sampai akhirnya Dilan mundur dan menghilang. Semua lubang kosong dari film Dilan 1990 dan Dilan 1991 terisi di dalam film ini.
Perjuangan Dilan untuk melupakan Milea yang masih terasa berat meskipun dirinya sudah berkuliah di Yogyakarta. Kepergian ayahnya membuat dilan semakin menjadi-jadi, Dilan terus teringat sosok Milea, meskipun dia jauh di sana. Semua memori seakan memanggilnya. Film ini benar-benar menyuguhkan jeritan rindu Dilan kepada Milea.
Quote Yang Sangat Menyentuh, dan Karakter Tokoh yang Memikat!
Quotes yang sangat menyentuh Hati. Bagaimana bisa karakter Dilan begitu menempel di pikiran Milea dan penonton. Kesuksesan seorang Pidi Baiq yang menyihir penonton dengan rangkaian cerita indahnya. Dan pembawaan Iqbal Ramadhan yang semakin matang. Penonton dapat melihat hancurnya perasaan Dilan hanya dari sorotan matanya dan sikap acuh saat menjawab telepon dari Milea usai berpisah.
Milea yang diperankan Vanesha Prescilla pun semakin bagus. Adegan yang paling mengoyak perasaan tentu saat mereka bertelepon. Jika kita lihat dalam film pertama, penuh gombalan yang menggemaskan.
Film kedua konflik mulai muncul, mereka terlihat canggung dan emosi. Nah di film ketiga ini masing-masing mencoba mengungkapkan perasaan rindu, namun sulit karena kini mereka hanya sebatas mantan. “Benar kata kamu ya, Rindu itu berat” ucap Milea.
Milea Suara Dari Dilan ceritakan kisah cinta mereka dari sudut pandang Dilan. Semua lubang kosong dari film sebelumnya kini terisi penuh di film ini. Penonton juga diajak merasakan sesaknya menjadi Dilan dan mendengarkan jeritan rindu Dilan. Sebuah kisah penutup yang pedih sekaligus indah.
Detail Film:
- Sutradara: Fajar Bustomi, Pidi Baiq.
- Produser: Ody Mulya Hidayat.
- Skenario: Titien Wattimena, Pidi Baiq.
- Pemeran: Iqbaal Ramadhan, Vanesha Prescilla, Adhisty Zara, Yoriko Angeline, Zulfa Maharani, Debo Andryos, Andovi da Lopez, Jerome Kurnia, Gusti Rayhan, Omara Esteghlal, Giulio Parengkuan.
- Musik: Andhika Triyadi
- Sinematografi: Dimas Imam Subhono
- Penyunting: Ryan Purwoko
- Perusahaan produksi: Max Pictures
- Distributor: Falcon Pictures
- Tanggal rilis: 13 Februari 2020
- Durasi 103 menit.