Tingkat Kesejahteraan Nelayan rendah di Negara dengan Sumber Alam Bawah Laut yang Melimpah
Indonesia merupakan Negara maritim yang terdiri dari banyak kepulauan namun ironisnya kehidupan seorang nelayan yang tinggal di sekiar pesisir wilayah Indonesia kurang lebih 22 persen dari total penduduk di Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan.
Dilansir dari data BPS atau Badan Pusat Statistik pada tahun 2008 60% masyarakat yang hidup di kawasan pesisir masih berada di bawah garis kemiskinan.
Potensi perikanan laut indonesia adalah 6.18 juta ton per tahun yang terdiri dari potensi ikan pelagis besar 975.05 ribu ton, ikan pelagis kecil 3.23 juta ton, ikan emersal 1.78 juta ton, ikan karang konsumsi 75 ribu ton dan cumi – cumi 28.25 ribu ton.
Ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi pada tahun 1997,
Hasil laut dari sektor perikanan menjadi tumpuan Indonesia, kala itu data menunjukan ekspor hasil laut mencapai 1.617,5 juta dollar AS, oleh karena itu, Sektor Perikanan mampu melewati krisis perekonomian dengan baik.
Kemiskinan dalam kehidupan seorang nelayan kita
Kemiskinan pada nelayan terjadi karena di pengaruhi oleh banyak sebab, seperti masalah isolasi geografi desa dalam kehidupan seorang nelayan,
Hal ini mengakibatkan sulitnya akses keluar masuk barang, jasa, kapital, dan manusia.
Sehingga berdampak pada dinamika sosial, ekonomi dan budaya masyarakat nelayan.
Tingkat pendapatan rendah dalam kehidupan nelayan juga berdampak pada sulitnya peningkatan skala usaha dan perbaikan kualitas hidup,
Sehingga mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada kehidupan nelayan hal ini akhirnya mempengaruhi mobilitas sosial para nelayan.
Faktor yang melatar belakangi kemisikinan pada kehidupan seorang nelayan Indonesia
1. Sistem Cycle Asymmetry (siklus nonsimetris)
Sistem Cycle Asymmetry merupakan sebuah sistem kapital dalam perikanan yang sulit di tarik kembali yaitu adanya pengaruh pergantian musim yang terjadi di Indonesia,
Ketika musim dan cuaca bagus untuk mencari ikan nelayan akan menambah modal untuk membeli kapal dan peralatannya namun ketika cuaca dan musim yang tidak mendukung, kapal dan peralatan tidak mudah untuk di jual.
2. Rendahnya tingkat pendidikan di kehidupan Nelayan
Minimnya tingkat pendidikan dalam kehidupan seorang Nelayan, dengan hampir 70% nelayan di Indonesia hanya menempuh pendidikan di jenjang Sekolah Dasar (SD) kebawah dan hanya sekitar 1,3 persen yang berpendidikan tinggi,
Hal ini menyebabkan kekurang pahaman nelayan dalam mengelola dan dalam pelestarian sumberdaya, serta manajemen sumberdayanya.
3. Nelayan butuh Modal dan sulit mendapatkan akses ke lembaga keuangan
Pemodalan yang berbentuk bantuan dari pemerintah berupa kredit ringan atau subsidi berupa kapal dan alat ini menyebabkan dampak dalam jangka panjang yang merugikan nelayan dengan jumlah armada yang semakin meningkat, justru menjadikan hasil produksi perikanan yang menurun
4. Kondisi Alat Tangkap dan Pemasaran Hasil Tangkapan
Dalam kehidupan seorang nelayan masih terdapat berbagai macam masalah terutama dalam masalah penjualan maupun dalam pemasaran, tidak semua pesisir memiliki tempat pelelangan ikan (TPI).
Yang mengakibatkan nelayan terpaksa menjual hasil tangkapan kepada tengkulak dengan harga jauh di bawah pasaran.
Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Kemiskinan pada kehidupan nelayan Indonesia
Pemerintah harus mampu untuk memfasilitasi dan membangun kawasan pesisir dengan merata di kalangan masyarakat nelayan terpadu sekaligus terintegrasi,
Selain itu juga kebijakan sosial dari pemerintah harus di tetapkan dalam kewajibannya untuk memenuhi hak – hak sosial warganya. Terutama di kalangan kehidupan nelayan kita.
Karena kehidupan seorang nelayan sangat bergantung pada musim, maka dari itu mereka butuh Jaminan sosial dalam mengatasi masalah paceklik,
Dibutuhkan jaminan kesehatan dan dana untuk menunjang pola kehidupan seorang nelayan yang lebih baik.
Beberapa faktornya termasuk soal infrastruktur, pelabuhan serta sumber daya manusia. Tutur Irwan Prayitno di kutip dari (republika.co.id).
Ia juga mengungkapkan bahwa dalam usaha memaksimalkan potensi laut agar menjadi sumber kesejahteraan masyarakat Sumatera Barat harus di kerjakan oleh berbagai pihak termasuk pejabat di lingkungan kelautan dan perikanan.
Dan juga terdapat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat atau PNPM Mandiri di sector kelautan dan perikanan di harapkan bisa membantu mengatasi masalah kemiskinan dalam kehidupan seorang nelayan Indonesia,
Program ini merupakan pengembangan kegiatan perekonomian pada sumber daya lokal, para nelayan bisa mengembangkan usahanya sesuai dengan kebutuhannya.
Baca juga Kasih Sayang Ibu