TERAKURAT

Akurat dan menginspirasi

Hantu Mercusuar Pulau Sebira

Misteri Hantu Mercusuar Pulau Sebira, Pulau Terpencil Paling Utara di Jakarta

Terakurat – Hantu Mercusuar Pulau Sebira – Kepulauan seribu adalah merupakan gugusan pulau yang jadi tempat favorit bagi wisatawan Jakarta dan sekitarnya. Diantara banyaknya pulau di Kepulauan Seribu, terdapat satu pulau yang paling jarang dikunjungi wisatawan dan terletak di paling utara yaitu Pulau Sabira.

Pulau sabira atau biasa disebut Pulau Sebira ini adalah pulau yang letaknya paling utara di Kabupaten Kepulauan Seribu. Pulau Sebira juga kerap kali disebut sebagai Pulau Penjaga Utara.

Terletak paling jauh dari garis pantai Jakarta inilah yang membuatnya jarang dikunjungi wisatawan. Meskipun masih terlihat keindahan alamnya yang masih asri karena jarang sekali ada wisatawan yang singgah, namun disana sudah dihuni penduduk yang berjumlah 1000 warga.

Warga Pulau Sebira terkenal handal dalam membuat ikan asin dan terkenal enak. Ikan asin olahan warga tersebut nantinya akan dibawa  ke Pelabuhan Kamal Muara di Kecamatan Kamalmuara, Jakarta Utara dan akan dijual ke Jakarta setiap seminggu sekali. Dan kapal yang beroperasi hanya seminggu sekali.

Hal tersebut dikarenakan pulau ini adalah pulau yang letaknya paling jauh dari daratan Jakarta. Dari Pelabuhan di Kamal Muara, Pulau Saira berjarak 6 jam perjalanan, jika dari pulau Harapan berjarak sekitar 3 jam. Bahkan letak pulau ini lebih dekat ke Lampung, hanya memerlukan 1 jam perjalanan saja.

Pulau Terluar yang Indah di Provinsi DKI Jakarta yang Jarang di Kunjungi Wisatawan

Begitu tiba di Pulau Sabira, warga dan deretan kapal-kapal nelayan seolah menyapa para wisatawan yang berkunjung. Selain itu, warga sekitar yang sudah berkumpul di area dermaga dan siap memberikan senyuman.

Maklum saja, pasalnya pulau ini jarang sekali dikunjungi wisatawan dan mereka menyambut wisatawan bagaikan tamu agung.

Baca juga  Tempat Mengerikan di Kyoto, Jepang!

Begitu masuk ke dalam pulau, akan terlihat deretan rumah kayu yang berjejer tingkat. Dapat dikatakan rumah penduduk di pulau ini terbilang rapih dan bersih.

Menelisisk Mercusuar Penjaga Utara

Penjaga Utara, itulah sebutan untuk Pulau Saira dari Kolonial Belanda sekitar 1,5 abad lalu. Julukan yang di emban oleh pulau yang tadinya memiliki luas 10 hektar, dan kini 8,5 hektar akbiat abrasi laut.

Untuk memperkuat julukan tersebut, Belanda membangung sebuah mercusuar bernama Noord Wachter pada tahun 1869 di masa pemerintahan Raja Willem III. Mercusuar ini didirikan sebagai menara pengawas kapal asing yang hendak berlabuh. Mesipun peninggalan sejarah ini terbilang sudah tua, namun masih berdiri kokoh dan tegak hingga ketinggian sekitar 50 meter.

Hanya saja, pada bagian dalamnya sangat memprihatinkan. Lapisan cat di sekeliling mercusuar berbahan besi tersebut sudah mulai terkelupas. Bahkan ada bagian besi yang terkelupas sudah menguning dan berkarat.

Diatas pintu masuk mercusuar tersebut terpampang dengan jelas tulisan bahasa Belanda yang ditempel menggunakan plakat besi.

“Onder De Recering Van Z.M Willem III Koning den Nederlande, ENZ., EnZ., ENZ., Opcerict Voor Draaslicht 1869.”

Menurut penjaga mercusuar tersebut, selain dibangun pada saat penjajahan Belanda, bahan baku mercusuar ini juga dibawa langsung dari negri Kincir Angin menggunakan kapal uap. Saat memasuki lantai dasar, hawa pengap dan tipisnya oksigen mulai mengganggu pernapasan.

Kondisi lantai dasar yang saat itu berantakan dan dipenu peralatan yang bisa mendukung operasional mercusuar, kabel, dinamo dan besi bekas. Tak jauh dari pintu masuk, terlihat ratusan anak tangga menanjak dengan posisi 60 derajat ke bagian paling atas mercusuar. Berdasarkan penuturan Langgeng, diketahui ada 210 anak tangga di mercusuar itu.

Baca juga  Suku Primitif yang Ada di Indonesia!

Ratusan anak tangga itu menempel di sepanjang tepian mercusuar hingga ke bagian atas. Apabila dilihat dari bawah mau pun atas, tangga berbahan besi itu tampak meliuk-liuk menyerupai gerakan seekor ular. Meski terlihat unik, namun kondisi tangganya sangat memprihatinkan.

Hantu Mercusuar Pulau Sebira

Dimenara yang memiliki tinggi sekitar 50 meter yang masih berdiri tegak sejak peninggalan Belanda ini menyimpan cerita yang misterius. Mercusuar yang dibangun sejak pemerintahan Raja Willem III tersebut ternyata menyimpan mitos mistis di dalamnya.

Penduduk bernama Tini (60) yang merupakan warga yang sudah menetap sekitar 20 tahun lalu menghuni Pulau Sabira mengatakan, ketika dirinya pertama kali datang ke pulau tersebut pernah melihat satu orang wanita, anak kecil dan dua orang wanita dewasa dan satu orang pria berjenggut berada di mercusuar tersebut.

Menurutya, saat itu ia penasaran dengan keberadaan mercusuar tersebut dan ingin melihatnya lebih dekat. Namun ketika ia sampai pintu depan mercusuar, dirinya sudah mendengar suara anak kecil menangis.

“Iya memang ada penunggunya, mereka 4 orang asing. Makanya kalau foto-foto jangan cuma sendirian, nanti ada bayangan mereka. Nah kalau naik ke atas jangan malam hari dan nengok ke belakang karena biasanya penunggunya ada di belakang dan gak suka kalau diganggu, di situ ada anak kecil nangis dan pria tinggi tegap berambut panjang dan pirang,” tandasnya.

Kejadian tersebut tidak membuat Tini takut, kemudian dirinya berusaha untuk masuh ke dalam mercusuar.

“Saya coba masuk tapi ternyata digembok pintu masuknya, saya disamperin sama penjaga mercusuar, mau kemana bu, jangan ke sini udah malam mending ibu balik ke rumah aja, dia bilang begitu. Saya curiga, ternyata pas saya tanya kenapa, dia bilang, nanti daripada kamu kenapa-kenapa mending pulang aja,” tandasnya.

Baca juga  Fakta Gunung Kawi, Mistis dan Tempat Pesugihan Legendaris

Sementara itu penanggung jawab mercusuar, Joko Darmaji (65) tidak menyangkal jika mercusuar kuno tersebut ada penunggunya.

Pengunjung Ditemui Hantu Mercusuar Pulau Sebira

Salah seorang penduduk Pulau Sabira bernama Ali (65) mengatakann, sangat sering ketika ada orang yang bukan penduduk asli didatangi salah satu dari empat penunggu saat mendekat ke menara Mercusuar.

“Kalau sama penduduk sini mah jarang banget ditemuin, tapi kalau sama orang asing mereka merasa keusik, makanya sering dijumpai,” ujar Ali.

Menurut pak Ali, para penunggu tersebut berada di sekeliling Mercusuar, seperti di depan pintu atau dibelakang pintu masuk yang mengarah ke pantai. Serta di tepian pintu utama mercusuar dan juga di dalam mercusuar, terutama saat menaiki tangga menuju puncak mercusuar.

“Waktu itu ada orang dari Jakarta kemari, dia penasaran pengen naik ke atas menjelang magrib,” kata Ali.

“Nah, waktu dia masuk ke dalam mercusuar katanya merinding dan sempat lihat ada sosok cewek di depan pintu belakang yang arah pantai. Dia bilang sih rambutnya pirang panjang dan mukanya mirip orang Belanda gitu,” jelas Ali melanjutkan ceritanya.

Menurut pak Ali, orang tersebut langsung lari dan urung menaiki mercusuar tersebut. “Pas sampai masjid, dia ketemu sama saya, saya bilang kenapa mas kok lari-larian? ‘Habis lihat setan pas dekat mercusuar!’,” pungkas Ali menirukan kata-kata orang itu yang nafasnya masih tersengal-sengal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top