Misteri Pavlopetri, Kota Kuno di Dasar Laut Yunani
Terakurat – Misteri Pavlopetri – Apakah kamu masih ingat dengan formasi bebatuan Yonaguni yang pernah ditemukan di dasar laut Jepang? Menurut para peneliti, Yinaguni diyakini adalah sisa-sisa peninggalan peradaban kuno yang telah tenggelam.
Serupa dengan Yonaguni, di dasar laut Yunani juga terdapat bekas reruntuhan kota yang cukup menarik untuk dibahas. Kota tersebut bernama Palvopetri, reruntuhan yang berada di dasar laut ini memang memiliki daya tarik tersendiri bagi para peneliti di seluruh dunia untuk menguak misteri yang tersimpan di dalamnya.
Misteri Pavlopetri, Kota Kuno di Dasar Laut Yunani
Lantas seperti apa kota misterius yang berada di dasar laut tersebut? Simak ulasannya berikut ini misteri Pavlopetri, kota kuno yang berada di dasar laut Yunani.
Peradaban Kuno Pavlopetri yang Menakjubkan
Setelah sebelumnya dunia dikejutkan dengan penemuan berupa informasi batuan raksasa yang berada di dasar laut Jepang, selanjutnya penemuan yang serupa juga telah ditemukan di dasar laut Yunani bernama Palvopetri.
Keberadaan peradaban kuno yang berada di dasar laut Yunani ini pertama kali dilaporkan oleh seorang geologis bernama Fokion di Negri pada tahun 1904. Barulah sekitar pada tahun 1967, ahli kelautan dari Universitar of Southchampton bernama Dr. Nicholas Flemming melakukan observasi dan mengungkap keberadaan peradaban kuno tersebut.
Pavlopetri sendiri terletak diantara Pulau Elafonisos dan Pantai Punta yang berada di selatan Laconia. Berdasarkan pemetaan dan penanggalan yang telah dilakukan oleh Dr Flemming dan tim arkeolognya. Pada awalnya, bangunan yang ditemukan tesebut hanya terdiri dari 15 bangunan, 37 makam batu dan 5 jalan di wilayah seluas 300 meter persegi.
Menurutnya, Kota Pavlopetri dahulunya digunakan sebagai pelabuhan dan tempat perdagangan. Hal itu terlihat dari lokasinya yang cukup strategis serta terdapat pula bangkai kapal yang berada di dekat lokasi tempat reruntuhan tersebut berada.
Penemuan reruntuhan kota yang berada di dasar laut sejak zaman perunggu tersebut memang merupakan penemuan yang mengaggumkan pada abad ke-20. Selain memiliki nilai sejarah, Pavlopetri juga menyimpan banyak misteri tentang keberadaannya.
Beberapa bangunan kuno masih ada yang terlihat utuh, meskipun berada di bawah dasar laut dalam kurun waktu yang cukup lama.
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Flemming dan timnya ini sempat dipublikasikan oleh The British School, Athena pada tahun 1969. Namun pada akhirnya penelitian mengenai situs bangunan kuno dalam laut tersebut dihentikan tanpa alasan yang jelas.
Penemuan yang Menakjubkan di Pavlopetri
Setelah penelitian kota Pavlopetri terhenti cukup lama, lalu pada tahun 2007 penelitian tersebut kembali dilanjutkan oleh seorang arkeolog yang berasal dari Universitas Nottingham bernama Dr. Chryshanthi Gallou dan Dr. John Henderson yang dibantu oleh Dr. Flamming.
Dr. Jhon Henderson sendiri adalah seorang arkeolog pertama selama 40 tahun yang mendapat izin resmi dari pemerintah Yunani untuk melakukan penelitian di Pavlopetri. Penelitian tersebut dilakukan selama hampir 5 tahun dengan menggunakan peralatan tiga dimensi yang canggih. Hasil penelitian tersebut kemudian memberikan informasi baru yang cukup menarik.
Menurut Dr. Jhonson Henderson setelah melakukan pemeteaan dengan teknik total station, Pavlopetri diketahui memiliki luas sekitar 9000 meter persegi. Beberapa gedung baru yang berada di Pavlopetri mulai muncul karena adanya pergerakan di pasir.
Bangunan yang Masih Utuh
Dr. Henderson juga menjelaskan bahwa bangunan-bangunan peninggalan bersejarah tersebut masih terlihat dan berdiri dengan utuh. Penelitian lebih mendala kemudian dilakukan di Pavlopetri pada periode tahun 2011-2013.
Dr. Henderson dan Elias Spondylis dari Greek Underwater Ephorate dengan mengirim 15 orang penyelam profesional untuk melakukan penelusuran ke dasar laut.
Setelah melakukan penyelaman, beberapa penemuan yang menakjubkan pun akhirnya ditemukan oleh tim penyelam. Penemuan tersebut berupa artefak tembikar yang dibuat pada zaman akhir Neolitik di lokasi dekat reruntuhan.
Penemuan tembikar tersebut pada akhirnya menjadi informasi baru bahwa peradaban yang berada di Pavlopetri telah dimulai sejak 5000 tahu silam.
Selain itu, dalam penyelaman tersebut juga ditemukan beberapa artefak berupa alat perkakas, alat tenun dan sisa-sisa dari bangunan berupa genteng dan batu berlumpur. Petunjuk lain kemudian muncul setelah ditemukannya pemakaman kuno yang letaknya berada di reruntuhan dinding rumah.
Menurut Dr. Gallou, tradisi mengubur mayat dalam dinding rumah memang sering dilakukan pada zaman perunggu, dan hal tersebut juga bisa dilihat pada bangsa Minoan di Kreta. Hal ini tentunya menjadi bagian penting dari penemuan yang ada di Pavlopetri.
Dr. Gallou lebih lanjut menyebutkan bahwa hal menarik lainnya tentu saja pada monumen bangunan yang cukup megah dan baru saja ditemukan, yaitu Aula Megaron.
Para peneliti berspekulasi bahwa bangunan yang berada di Pavlopetri ini dahulunya adalah pusart pemerintahan, mengingat banyaknya artevak modern yang ditemukan disana.
Sisa-sisa peninggalan Pavlopetri telah menunjukan bahwa peradaban yang ada pada masa itu merupakan kota tertua yang cukup berkembang dan lebih maju.
Kota Tertua yang Tenggelam di Dasar Laut
Keberadaan Pavlopetri di dasar lau memang hingga saat ini masih menjadi misteri yang sedang dipelajari oleh Dr. Henderson bersama timnya. Menurut Dr. Henderson, permukaan air yang naik dan turun memang bisa terjadi karena beberapa alasan.
Namun melihat permukaan di laut Mediterania yang tidak banyak mengalami perubahan membuatnya ragu untuk menyimpulkan bahwa ketinggian permukaan laut adalah penyebab terendamnya kota Pavlopetri.
Oleh karena itu, Dr. Henderson menyebutkan alternatif lain yang menjadi penyebab kota tersebut tenggam, yaitu pengaruh efek pergerakan tanah. Hal itu mengingat Mediterania Timur adalah salah satu daerah di dunia yang aktif mengalami gempa bumi.
Dengan kata lain, jika daerah bara Kreta mengalami kenaikan sekitar 6 meter, sedangkan Teluk Napoli merosot hampir 10 meter, bisa jadi Pavlopetri sudah merosot hingga 4-5 meter sesudah 1000 SM. Hal tersebut dapat dilihat dari bukti artefak tembikar yang telah ditemukan.
Namun dalam kesimpulannya, Dr. Henderson mengatakan bahwa terendamnya Pavlopetri masih menjadi misteri yang belum bisa terpecahkan. Ia menambahkan mungkin saja Pavlopetri selamat dari bencana dan menjadi puing di tanah, namun secara perlahan turun ke pasir lalu gelombang air lautlah yang menenggelamkannya setelah peristiwa gempa atau peristiwa lain yang lebih besar.
Pada akhirnya, Pavlopetri menjadi kota tertua yang berada di bawah laut yang hingga kini masih menyimpan misteri. Para ahli hingga saat ini masih terus melakukan penelitian, meskipun saat ini belum terdengar informasi lain tentang salah satu warisan budaya yang mengaggumkan tersebut.