Rekomendasi Film Horor Korea yang Mencekam!
Film Horror terkadang memiliki daya tarik tersendiri bagi mereka yang hobi dan berani menontonnya. Meskipun banyak memunculkan adegan yang mengerikan dan membuat bulu kuduk bergidik, namun tak jarang membuat penasaran sehingga membuat para penontonnya ingin tahu dengan alur cerita dari film tersebut. Film-Film Korea juga memberi warna baru dalam genre Horror yang cukup mencekam.
Berikut beberapa film Korea yang bisa kamu tonton dirumah.
Train to Busan (2016).
Film yang satu ini sempat heboh pada pertengahan 2016. Menceritakan tentang sekelompok zombie yang menyerang sebuah kereta dengan tujuan akhir kota Busan. Seok Woo (Gong Yoo) pergi bersama Soo An (Kim Su An), anaknya, berencana pergi ke Busan untuk bertemu dengan ibunya.
Ditengah perjalanan dari Seoul ke Busan, terjadilah teror zombie yang mencekam. Saat kereta akan berangkat, seorang zombie wanita masuk ke dalam kereta lalu menyerang seorang pramugari kereta. Terjadi begitu cepat, wabah zombie mulai menginfeksi sejumlah besar penumpang.
Gonjiam Haunted Asylum (2018).
Film Gonjiam Haunted Asylum diangkat dari mitos urban yang benar-benar ada di Korea, yaitu bangunan Gonjiam. Bangunan ini merupakan bekas rumah sakit jiwa yang konon katanya dulu penuh dengan pasien yang meninggal akibat disiksa oleh pihak rumah sakit.
Film ini akan menceritakan tentang sekelompok penjelajah horor yang datang ke sana. Awalnya, semua kejadian horor hanya dibuat secara rekayasa oleh para tim ekspedisi. Namun tak disangka, kejadian horor benar-benar terjadi di luar kehendak mereka. Keadaan semakin mencekam dan kejadian buruk pun dimulai.
Wishing Stairs (2003).
Wishing Stairs adalah seri ketiga dari serial Whispering Coridor. Film ini menceritakan tentang dua orang sahabat, Kim So Hee dan Yoon Ji Seong. Mereka berdua sama-sama mengikuti kelas balet di sekolahnya.
Suatu hari ada pengumuman tentang pertandingan balet nasional. Namun, hanya Kim So Hee yang terpilih untuk mengikuti. Yoon Ji Seong merasa iri lalu berdoa di tangga sekolahnya. Konon permohonannya akan terkabul jika memohon dengan sepenuh hati.
Kim So Hee tewas, Yoon Ji Seong berhasil menggantikan sahabatnya itu. Namun, ada seorang siswi lainnya yang berdoa agar Kim So Hee dihidupkan kembali. Teror pun mulai terjadi di sekolah tersebut.
Phone (2002).
Film Phone bercerita tentang seorang reporter bernama Ji Won (Ha Ji Won) yang sering mendapatkan telepon ancaman setelah menulis artikel tentang pedofilia. Merasa terganggu, reporter tersebut akhirnya memutuskan untuk mengganti nomor ponselnya.
Suatu hari putri sahabatnya menjawab salah satu panggilan telepon milik Ji Won. Tak berselang lama, gadis itu langsung berteriak histeris dan menunjukkan perilaku yang aneh. Ternyata ia kerasukan arwah yang mendiami nomor telepon Ji Won. Kemudian ia memutuskan untuk mengungkap misteri dari nomor teleponnya tersebut.
Cello (2005).
Film Cello menceritakan tentang sebuah alat musik gesek, cello, yang menimbulkan teror di rumah seorang guru musik bernama Hong Mi Ju (Seong Hyeon Ah). Cello tersebut ternyata ditempati oleh seorang hantu perempuan bernama Kim Tae Yeon.
Melalui Yoon Jin, anaknya, hantu tersebut membuat teror-teror menyeramkan kepada keluarga Mi Ju. Bahkan salah satu anak perempuannya meninggal dunia akibat teror yang disebabkan oleh hantu Kim Tae Yeon.
The Wailing (2016).
Film besutan Na Hong Jin ini berkisah tentang ritual pengusiran arwah jahat di sebuah desa. Semenjak kehadiran seorang pria asal Jepang di desa mereka, kejadian-kejadian aneh sering terjadi. Hyo Jin (Kim Hwan Hee), anak dari seorang polisi yang menyelidiki kasus tersebut juga ikut bertingkah aneh.
Jong Gu pun lantas meminta bantuan seorang dukun untuk menyembuhkan anaknya. Kejadian-kejadian aneh sering terjadi sampai pada akhirnya menguak sebuah fakta mengejutkan.
A Tale of Two Sisters (2003).
Cerita tentang keluarga terkadang memang menjadi latar menarik bagi sebuah film horror, termasuk film garapan Kim Jee-woon ini. Terinspirasi dari cerita rakyat pada zaman Dinasti Joseon, film ini berkisar pada seorang gadis bernama Su-mi (Im Soo-jung) yang baru saja keluar dari institusi mental dan pulang ke rumah ayahnya (Kim Kap-soo) yang juga dihuni oleh adik perempuannya Su-yeon (Moon Geun-young) serta ibu tiri mereka, Eun-joo (Yum Jung-ah).
Konflik antara saudara perempuan dan ibu tirinya ini kemudian diperparah dengan sosok penampakan hantu anak perempuan dan twist yang tidak disangka. Selain masuk dalam jajaran film horror paling laris di Korea, film ini juga menjadi film horror Korea pertama yang ditayangkan di bioskop Amerika dan di-remake dalam versi Hollywood dengan judul The Uninvited.
Bunshinsaba (2004).
Mempunyai judul bahasa Inggris Witch Board, sebuah karya dari sutradara Ahn Byeong-ki ini memang berfokus pada sejenis permainan ouija board khas Korea yang disebut Bunshinsaba. Dan seperti yang bisa kamu duga, jenis permainan apapun yang mengundang arwah penasaran untuk membalas dendam tidak akan berakhir baik-baik saja.
Film ini mempunyai cerita yang cukup sederhana, Menceritakan seorang siswi pindahan yang di-bully oleh teman-teman sekelasnya yang baru. Tidak tahan dengan perlakuan tersebut, akhirnya ia dan dua orang temannya memutuskan mencoba permainan Bunshinsaba untuk membalas para pembully tersebut. Kutukan itu terbukti manjur, satu per satu bully ditemukan tewas dengan muka terbakar.
Bloody Reunion (2006).
Film ini memiliki judul asli Seuseungui Eunhye, sebuah karya debut dari sutradara Im Dae-Woong. Ceritanya bermula dari seorang detektif yang menyelidiki kejadian pembunuhan massal yang terjadi di rumah Nyonya Park, seorang pensiunan guru yang kini duduk di kursi roda.
Dalam rumah tersebut ditemukan 5 orang tewas dan yang selamat hanya Nyonya Park dan pengasuhnya, Mi-Ja. Kepada sang detektif, Mi-Ja menceritakan bagaimana peristiwa tersebut bisa terjadi.
Nyonya Park terlihat begitu dicintai oleh mantan muridnya, namun ternyata mereka semua menyimpan dendam.
The Host (2006).
Film karya Bong Joon-ho yang satu ini dibintangi oleh banyak bintang terkenal seperti Song Kang-ho dan Bae Doona. Ceritanya bermula saat cairan kimia dari sebuah lab militer Amerika yang berada di Korea dibuang secara sembarangan dan mengalir ke Sungai Han. Cairan tersebut akhirnya menimbulkan efek negatif bagi ekosistem sungai.
Beberapa tahun kemudian, seorang pria bernama Park Gang-du mengelola sebuah warung kecil di taman dekat sungai yang dijalankan bersama ayah dan putrinya. Suatu hari saat ia sedang mengantarkan makanan, sesosok monster berukuran besar muncul dari Sungai Han dan menyerang orang-orang dengan sangat buas.
Gang-du melihat putrinya berada di antara kerumunan orang yang panik dan berusaha menolongnya. Namun, monster tersebut berhasil menangkap putrinya dan kembali menyelam ke dalam air. Setelah dilakukan pemakaman massal untuk para korban, pemerintah Korea dan armada militer Amerika tiba lalu mengkarantina semua orang yang berada di lokasi, termasuk Gang-du dan keluarganya. Ternyata makhluk buas tersebut juga menyebarkan virus yang mematikan.
Menampilkan special effect yang keren dan jalan cerita yang cukup menegangkan, film ini seru untuk ditonton dirumah. Terinspirasi dari kejadian nyata di tahun 2000 ketika cairan formaldehyde dalam jumlah yang besar dibuang oleh para peneliti yang bekerja untuk militer Amerika ke sungai dan sempat menimbulkan antipati masyarakat Korea Selatan terhadap Amerika.
Karena tema tersebut, film ini dianggap sebagai kritik Korea Selatan terhadap Amerika Serikat, hingga mendapat pujian bahkan dari Korea Utara. Suatu hal yang jarang terjadi untuk film Korea Selatan.