Tatjana Saphira Menuliskan Kisah Hidup Hantu !
Ghost Writer menceritakan kisah seorang penulis bernama Nala (Tatjana Saphira ) yang bekerja sama dengan hantu bernama Galih (Ge Pamungkas) untuk membuat sebuah novel berdasarkan kisah hidup Galih yang tragis.
Nala adalah seorang perempuan yang baru saja pindah ke sebuah rumah besar. Ia menemukan sebuah buku catatan harian, milik seseorang yang sudah tiada. Buku tersebut mengilhami Nala untuk kembali menulis dan menyelesaikan novelnya yang sempat mandek.
Galih adalah pemilik buku harian tersebut, yang telah meninggal karena bunuh diri. Arwahnya masih gentayangan di rumah itu. Ia dapat berinteraksi dengan Nala lalu mengizinkan Nala membukukan kisah hidupnya yang tertulis dalam buku diari itu dengan syarat tidak dilebih – lebihkan.
Jadi agak terbalik ya, Ghost-nya alias hantu yang malah menjadi Narasumber, sedangkan Nala sebagai penulisnya atau perantaranya. Dan ada hantu lain (adik Galih) yang tidak setuju kisah hidup itu dibukukan. Belum lagi Nala mendapatkan “godaan” dari penerbit agar cerita di dalam naskahnya didramatisasi sedemikian rupa.
Disutradarai Oleh Bene Dion.
Versi Bene Dion tentu saja mengandung lawakan yang bisa membuat kita tertawa terpingkal-pingkal.
Film yang dibintangi Tatjana Saphira ini betul-betul menghadirkan hantu sebagai fiksi. Namun Ghost Writer dalam dunia profesional penulisan adalah seorang penulis yang memang namanya dirahasikan oleh orang yang mengontraknya.
Ghost Writer menjadi profesi unik di dunia penulisan karena adanya kebutuhan seseorang atau lembaga untuk menuliskan sesuatu (umumnya buku) yang dikreditkan atas namanya. Nama Ghost Writer tidak pernah disebut-sebut atau memang secara sepakat tidak diungkap, itu sebabnya ia disebut “hantu” di dalam dunia penulisan.
Namun, Ghost Writer bukanlah penulis calo seperti penulis yang menyediakan jasa penulisan skripsi, tesis, dan disertasi untuk dijual kepada para mahasiswa yang kepepet tidak lulus.
Ghost Writer biasanya bekerja untuk buku-buku yang berhubungan dengan kisah hidup seseorang, seperti biografi, autobiografi, dan memoar. Tidak jarang juga Ghost Writer diminta bantuan menuliskan buku tentang konsep pemikiran seseorang. Kehadiran Ghost Writer membantu mereka yang memang tidak dapat menulis sama sekali karena alasan waktu atau alasan teknis.
Film yang mengisahkan kehidupan Ghost Writer setidaknya memberi gambaran bagaimana cara mereka bekerja. Namun, Film yang di Sutradarai oleh Bene Dion Rajagukguk dan di Produseri oleh Ernes Prakasa ini memang sengaja dibuat untuk sekadar lucu-lucuan. Meskipun begitu, film ini mengandung pesan kekeluargaan yang sangat kental, sekaligus juga menyentil sisi dunia penulisan dan penerbitan yang terkadang penuh sensasi demi mendramatisasi kisah hidup seseorang.
Kalau novel fiksi sih sah-sah saja ya, untuk didramatisasi, tetapi kalau bentuknya autobiografi atau memoar, tentu ada etika untuk tidak lebay dan keluar dari cerita yang sebenarnya.