Indonesia adalah negara yang sudah berdiri dalam waktu yang cukup lama. Banyak sekali bangunan bersejarah dengan nilai historis yang tinggi dan arsitektur yang memukau. Maka, tidak aneh jika bangunan-bangunan bersejarah ini terkenal hingga ke mancanegara.
Dengan melakukan perjalanan wisata ke tempat-tempat bersejarah ini juga merupakan salah satu cara terbaik untuk Belajar mengenal Sejarah dan apa yang ditinggalkannya di masa kini.
1. Jam Gadang.
Siapa yang tak tahu bangunan satu ini? Menjadi bangunan yang ikonik di daerah Sumatera Barat khususnya di Bukittinggi, bangunan ini juga telah melegenda. Menara jam ini sudah menjadi objek wisata yang cukup terkenal.
Selesai dibangun pada tahun 1926 jam gadang atau jam besar ini memiliki tinggi sekitar 26 meter. Jam gadang ini merupakan hadiah dari seorang Ratu Belanda kepada Rook Maker, sekertaris kota Bukittinggi di masa pemerintahan Hindia Belanda.
2. Istana Maimun.
Masih di daerah kepulauan Sumatera, Istana Maimun merupakan salah satu bangunan ikonik di Sumatera Utara tepatnya di Medan. Didirikan oleh Sultan Deli yaitu Sultan Mahmud Al Rasyid bangunan ini tampak elok, dirancang oleh seorang arsitek berkebangsaan Italia. Dengan memadukan warisan kebudayaan Melayu, bersamaan gaya Islam, Spanyol, Indiam dan Italia, bangunan ini terasa unik dan atraktif.
3. Masjid Istiqlal.
Bangunan realigi yang satu ini selain bersejarah juga cukup terkenal karena dinobatkan sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara. Letaknya berada di jantung ibukota yaitu Jakarta. Sebagai masjid nasional negara Republik Indonesia, pembangunannya diprakarsai oleh Presiden pada masa itu yaitu Ir. Soekarno.
Pembangunan dimulai pada tanggal 24 Agustus 1951 dan didesain oleh arsitek ternama yaitu Frederich Silaban yang merupakan seseorang yang beragama Kristen Protestan. Masjid dengan gaya arsitektur modern sangat cantik dengan lapisan lantai marmer dan ornamen geometrik dari baja antikarat.
4. Lawang Sewu.
Untuk bangunan yang satu ini tidak cuma dikenal sebagai ikon dari kota Semarang saja, tetapi juga dikenal karena kemistisannya. Lawang sewu, seperti namanya yaitu Seribu Pintu, memiliki banyak pintu di dalamnya. Pembangunannya cukup memakan banyak waktu yaitu 3 tahun dari 1904 hingga 1907. Gedung ini terdahulu digunakan sebagai kantor pemerintahan di Belanda.
5. Benteng Vredeburg.
Tempat megah satu ini berada di kota budaya dan pelajar yaitu kota Yogyakarta. Berada di pusat kota yaitu sekitar titik nol, bangunan ini dijadikan sebuah museum. Benteng megah yang memiliki empat sudut menara pantau ini pada awalnya digunakan sebagai pusat pertahanan dan pemerintahan residen Belanda.
6. Gedung Sate.
Untuk warga Bandung tentunya mengenal bangunan satu ini. Bangunan ini memiliki keunikan dan dikenal karena adanya ornamen khusus di puncak menaranya yang berbentuk tusuk sate.
Bangunan yang terbilang cukup tua ini masih aktif digunakan sebagai pusat pemerintahan Jawa Barat. Arsitektur gedung ini adalah hasil karya Ir. K.Gerber dan kelompok desainnya. Dibuat berdasarkan masukan dari arsitek asal Belanda ini sangat menarik, sehingga gedung ini mendapatkan nuansa arsitektur tradisional nusantara di masa pemerintahan Hindia Belanda.
7. Taman sari.
Taman sari sendiri merupakan bagian dari Keraton Yogyakarta. Tempat ini sendiri terdiri dari berbagai bangunan di dalamnya seperti kolam pemandian, jembatang gantung, danau buatan, dan juga lorong bawah tanah. Tempat yang cukup terkenal apalagi dengan tempat pemandiannya yang dulu merupakan pemandian para putri raja.
8. Fort Rotterdam.
Dari ibukota Sulawesi Selatan yaitu Makassar terdapat sebuah benteng ujung pandang yang sudah tua. Benteng peninggalan kerajaan Gowa-Tallo ini dibangun pada tahun 1545. Benteng ujung pandang berubah menjadi Fort Rotterdam karena pada masa itu orang-orang belanda menduduki tempat ini. Dan benteng ini akhirnya dijadikan sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.
9. Jembatan Mahakam.
Meski hal satu ini bukanlah sebuah bangunan atau gedung namun jembatan ini sudah menjadi ikon untuk kota Samarinda, Kalimantan Timur. Jembatan Mahakam yang membentang di sepanjang sungai Mahakam ini mempunyai panjang sekitar 710 meter.
Selain sebagai sarana transportasi, jembatan ini juga menjadi daya tarik untuk para wisatawan yang datang berkunjung saat menjelang senja. Lampu-lampu yang menghiasi tiang tampak sangat cantik.
10. Gereja Kathedral.
Bangunan ibadah yang satu ini memiliki desain yang menarik perhatian. Dengan desain yang dibuat ala gothic, bangunan ini disebut sebagai salah satu bangunan cagar budaya. Bangunan yang resmi digunakan tahun 1901 ini berdiri kokoh dan elegan di padat kota Jakarta. Letaknya pun tidak jauh dari Masjid Istiqlal. Lonceng kuno yang berada di kedua menara tersebut dibuat tahun 1800 hingga 1900an.
11. Candi Borobudur.
Candi Borobudur dibangnn pada masa Raja Samaratungga dari wangsa Syailendra sejak tahun 825 M. Bangunan Candi terbesar sedunia yang telah diakui UNESCO sebagai salah satu keajaiban dunia ini memiliki tinggi 42 m, dengan 10 tingkat yang mewakili kamadhatu (manusia yang terikat hawa nafsu), rupadathu (manusia yang sudah terbebas dari hawa nafsu, tapi masih terikat rupa dan bentuk), dan arupadhatu (manusia yang sudah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk).
Sang arsitek, Gunadharma dengan sangat detail menorehkan 2.672 panel relief, jika dijajarkan panjangnya sekitar 6km, dan dilukiskan secara runtut searah dengan jarum jam. Candi Borobudur dibangun dengan teknik yang sangat tinggi, bahan dasarnya terbuat dari batu kali yang tersusun rapi dengan sistem interlock, yaitu saling mengunci satu sama lain.
Sebagai candi Buddha, Borobudur dihiasi 504 patung Buddha, dengan kubah utama dikelilingi 72 patung Buddha yang masing-masing duduk di dalam stupa berlubang.
12. Kelenteng Sam Po Kong.
Kelenteng Sam Po Kong dulu lebih dikenal sebagai Gedung Batu, disebabkan karena bentuknya menyerupai gua batu yang besar pada bukit batu. Gedung Batu atau Kedong Batu adalah tumpukan batu alam untuk membendung Sungai di Kaligarang pada abad ke-15.
Kelenteng ini merupakan peninggalan Sam Po Tay Djien atau yang lebih dikenal dengan sebutan Laksamana Cheng Ho dari Cina, dan sekarang dimanfaatkan sebagai tempat peringatan dan pemujaan. Kelenteng ini memiliki arsitektur yang unik berasal dari perpaduan budaya lokal dan Cina, dan berlokasi di daerah Simongan, barat daya Kota Semarang.
13. Pura Besakih.
Dengan begitu megahnya berdiri di ketinggian 915 m di kaki Gunung Agung, Lingkungan Pura Besakih tampil sangat menawan dengan gaya arsitektur khas Bali, tempat ini dijadikan pusat kegiatan spiritual Hindu Dharma di Pulau Bali.
Kompleks pura yang sudah dibangun sejak abad ke-10 Masehi ini memiliki 23 pura, dan Pura Penataran Agung sebagai pusatnya. Sebagai ‘Ibu’ dari pura-pura di Bali, Pura Besakih ini telah ditetapkan sebagai warisan budaya oleh UNESCO sejak selamat dari erupsi Gunung Agung pada tahun 1963.
14. Candi Prambanan.
Candi Prambanan erat dengan legenda Roro Jonggrang. Bangunan Candi ini juga dikenal sebagai kompleks Seribu Candi, karena memiliki begitu banyak candi, dengan candi utamanya setinggi 47 m. Hal tersebut melambangakan kejayaan Hindu dan redupnya zaman kerajaan Buddha di Indonesia.
Prambanan didirikan sebagai pemujaan untuk Dewa Siwa, dewa pelebur yang dipercaya bisa melebur segala sesuatu yang usang dan sudah tidak layak berada di dunia fana, sehingga harus dikembalikan ketempat asalnya. Prambanan berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta. Candi Prambanan termasuk salah satu Situs Warisan Dunia yang ditetapkan oleh UNESCO, diakui juga sebagai candi Hindu terbesar yang ada di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara.
15. Pagoda Watugong.
Pagoda Avalokitesvara atau biasa disebut Pagoda Mettakaruna berarti pagoda cinta dan kasih sayang. Berada di kawasan Watugong. Vihara Buddhagaya memiliki 5 bangunan dengan 2 bangunan utamanya, yaitu Pagoda Avalokitesvara dan Vihara Dhammasala yang didirikan sejak tahun 1955 dibuat dengan material yang diimpor langsung dari Cina.
Pagoda Avalokitesvara memiliki ketinggian 45 m dengan 7 tingkat yang terus mengecil ke bagian atasnya, bermakna kesucian yang dapat dicapai oleh pertapa setelah mencapai tingkat ke-7 atau nibbana. Perpaduan warna kuning dan merah pada pagoda ini sangat identik dengan bangunan khas Tiongkok.
Di dalam pagoda yang berukuran 15×15 meter, dengan bentuk dasar segi delapan ini juga terdapat patung Dewi Kwan Im setinggi 5,1 m dan patung Panglima We Do di sisinya. Pada jendela di tingkat ke-2 hingga ke-6, ada patung Dewi Kwan Im yang menghadap empat penjuru mata angin, sebagai perlambang pancaran welas asih ke empat penjuru. Di bagian puncak terdapat stupa untuk menyimpan relik mutiara Buddha.
Sayangnya tidak ada tangga untuk akses ke puncak pagoda. Total patung yang ada di dalam bangunan ini mendapat rekor MURI yaitu ada sebanyak 30 buah, tempat ini juga dinobatkan sebagai pagoda tertinggi di Indonesia pada tahun 2006.