Warna Merah dan barongsai saat imlek.
terakurat.com–imlek– Tahun baru Imlek adalah sebuah perayaan besar bagi warga Tionghoa. Perayaan tersebut dimulai sejak hari pertama bulan pertama, sesuai dengan kalender Tionghoa. Terdapat berbagai macam adat dan tradisi di setiap wilayah untuk merayakan tahun baru Imlek. Namun hampir semuanya memiliki warna yang sama. Mulai dari makan malam tahun baru dan juga penyulutan kembang api.
Tahukah kamu mengapa setiap perayaan Imlek identik dengan Warna merah? Misalnya saja baju berwarna merah dipercaya oleh orang Tionghoa sebagai simbol keberuntungan dan kebahagiaan. Disamping itu, perayaan Imlek juga selalu dimeriahkan dengan barongsai, pentasan, ornamen dan suara-suara yang ramai. Semua tentu memiliki arti dan maknanya masing-masing.
Baju Berwarna Merah.
Menurut cerita dulu di sebuah hutan, hiduplah sesosok raksasa. Tidak ada seorang pun yang berani masuk ke dalam hutan tersebut. Raksasa itupun sering menyerang desa-desa kecil bahkan menculik dan memakan manusia terutama anak-anak. Hampir setiap tahun sang raksasa datang ke desa tersebut, sehingga warga desa pun menyebutnya ‘Nian’ yang artinya tahun.
Suatu hari ketika raksasa tersebut datang ke desa untuk mencari makan. Ada seorang anak kecil yang memakai baju merah. Sang raksasa pun merasa ketakutan dan langsung masuk ke dalam hutan. Setelah warga desa mengetahui hal tersebut, mereka lantas berbondong-bondong memakai baju merah dan menyerang hutan. Dengan suara yang gaduh, mereka mengusir raksasa tersebut. Hingga akhirnya, raksasa tersebut tidak pernah datang lagi ke desa.
Budaya Cina dan Warna Merah.
Dalam budaya tradisional Cina, merah merupakan warna keberuntungan yang dapat mengusir roh jahat. Karena itu, ada baiknya memilih sesuatu yang berwarna merah seperti syal merah, ikat pinggang merah, pakaian merah dan lainya untuk seseorang di tahun zodiaknya sebagai hadiah.
Biasanya lentera merah digantung di luar pintu untuk menangkal nasib buruk. Juga kertas guntingan merah digunakan sebagai hiasan untuk digantung di dinding. Jika Anda tinggal di dekat lingkungan Cina Anda harus dapat membeli barang-barang ini. Anda juga bisa membuat guntingan sendiri. Ini adalah sejarah di balik Tahun Baru Cina.
Barongsai.
Dalam setiap perayaan Tahun Baru China atau Imlek, Tarian Barongsai menjadi pertunjukkan yang paling ditunggu. Biasanya, tarian ini dapat kamu lihat di berbagai tempat, seperti klenteng hingga mal, karena barongsai selalu hadir untuk memeriahkan perayaan Imlek.
Namun, tak hanya sekadar menghibur masyarakat setiap Imlek tiba, nyatanya tarian tradisional yang menggunakan kostum menyerupai singa itu memiliki sejarah cukup panjang dan menarik untuk ditelusuri. Berdasarkan kepercayaan masyarakat China, singa melambangkan kekuatan, kebijaksanaan, dan keunggulan.
Tarian Keberuntungan.
Konon, tarian ini dilakukan untuk membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat, seperti Nian (monster) yang takut dengan suara keras.
Dalam budaya tradisional masyarakat China, singa di Tarian Barongsai menyerupai seekor naga yang merupakan hewan di dalam mitologi China. Kabarnya tarian ini telah ada sebelum Dinasti Han, pada tahun 202 Sebelum Masehi (SM) hingga 220 Masehi (M).
Pada saat itu, singa-singa tersebut datang melalui jalur sutra yang terkenal di China. Mereka datang dari wilayah barat China kuno (sekarang Xinjiang), setelah salah seorang mantan penguasa Iran dan Afghanistan mengirim beberapa ekor singa ke Kaisar China, sebagai hadiah untuk mendapatkan hak berdagang dengan para pedagang di jalur sutra.
Setelah itu, orang-orang menirukan penampilan dan gerakan singa-singa yang baru datang tersebut ke dalam sebuah pertunjukan, hingga akhirnya berkembang menjadi sebuah tarian yang muncul di era Zaman Tiga Negara (220-280 M).
Munculnya agama Buddha di Dinasti Utara dan Selatan pada tahun 420-589 M, membuat tarian ini kemudian menjadi populer. Barulah pada Dinasti Tang (618-907 M), Tarian Singa atau Barongsai menjadi salah satu tarian yang digelar di istana-istana pada masa itu.
Tarian Barongsai merupakan salah satu contoh dari budaya China, yang telah menyebar ke seluruh dunia. Hal ini karena banyak warga keturunan China di Eropa dan berbagai belahan dunia mendirikan klub Tari Barongsai, serta tampil di festival-festival China, khususnya Tahun Baru China.
Tarian ini juga menjadi pertunjukan terpopuler yang selalu digelar untuk memeriahkan berbagai macam perayaan, seperti perayaan Imlek, pernikahan, pendirian klenteng, pembukaan restoran, serta acara penting lainnya yang dipercaya dapat membawa keberuntungan dan kebahagiaan.
Jenis-jenis Barongsai.
Secara umum, ada dua jenis Barongsai, yaitu Singa Utara dan Singa Selatan. Tarian Singa Utara erat kaitannya dengan kungfu, salah satu seni bela diri yang terkenal di China.
Tarian Singa Utara dibagi menjadi beberapa kelompok, yang terdiri dari beberapa orang. Biasanya singa muda dilakukan oleh satu ornag dan singa dewasa dilakukan oleh dua orang.
Tarian Singa Utara juga lebih aktif, karena kedua orang yang ada di dalamnya akan melakukan berbagai atraksi, seperti berguling, melompat, dan memanjat. Tempat terbaik untuk melihat Tarian Singa Utara adalah di teater seni bela diri China, seperti Teater Merah di Beijing atau di Kuil Shaolin.
Sedangkan Tarian Singa Selatan berasal dari Guangdong dan terkenal di Hong Kong, Makau, dan beberapa dataran lainnya di China. Tak seperti Tarian Singa Utara yang lebih agresif, Tarian Singa Selatan merupakan pertunjukan yang lebih menonjolkan sifat alami dan perilaku dari singa tersebut.
Sehingga kamu dibuat seolah-olah melihat gerakan-gerakan singa pada umumnya, seperti menggaruk, mengguncang tubuh, dan menjilati bulu yang menghibur dan lucu. Selain itu, kamu juga bisa melihat tingkah menggemaskan singa-singa yang memainkan sebuah bola.
Tempat terbaik untuk melihat Tarian Singa Selatan adalah ketika Pertunjukan Malam Tahun Baru China di Hong Kong.
Penari Barongsai.
Tarian Singa atau Barongsai ini pada umumnya dilakukan oleh dua penari di dalam kostum singa. Berbagai gerakan yang dilakukan oleh para penari Barongsai tentunya mampu memukau para penonton, dengan diiringi musik yang menarik dan juga alat musik tradisional lainnya.
Salah satu gerakan Barongsai yang merupakan puncaknya adalah saat singa memakan amplop berisi uang. Dan di atas amplop tersebut ditempeli sayuran selada air sebagai perlambang hadiah bagi sang singa.
Barongsai di Indonesia.
Kesenian barongsai diperkirakan masuk di Indonesia pada abad-17, ketika terjadi migrasi besar dari Tiongkok Selatan.
Barongsai di Indonesia mengalami masa maraknya ketika zaman masih adanya perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan. Setiap perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan di berbagai daerah di Indonesia hampir dipastikan memiliki sebuah perkumpulan barongsai.
Perkembangan barongsai kemudian berhenti pada tahun 1965 setelah meletusnya Gerakan 30 S/PKI. Karena situasi politik pada waktu itu, segala macam bentuk kebudayaan Tionghoa di Indonesia dibungkam.
Barongsai dimusnahkan dan tidak boleh dimainkan lagi. Perubahan situasi politik yang terjadi di Indonesia setelah tahun 1998 membangkitkan kembali kesenian barongsai dan kebudayaan Tionghoa lainnya.
Banyak perkumpulan barongsai kembali bermunculan. Berbeda dengan zaman dahulu, sekarang tak hanya kaum muda Tionghoa yang memainkan barongsai, tetapi banyak pula kaum muda pribumi Indonesia yang ikut serta.
Pada zaman pemerintahan Soeharto, barongsai sempat tidak diizinkan untuk dimainkan. Satu-satunya tempat di Indonesia yang bisa menampilkan barongsai secara besar-besaran adalah di kota Semarang, tepatnya di panggung besar kelenteng Sam Poo Kong atau dikenal juga dengan Kelenteng Gedong Batu.