terakurat – Mengazani dan iqamah bayi perempuan baru lahir merupakan tradisi Islami yang kaya makna dan penuh kasih sayang. Di berbagai keluarga Muslim, momen ini menjadi saat istimewa untuk memperkenalkan suara tauhid ke telinga si kecil sejak pertama kali hadir ke dunia. Bukan sekadar ritual, tetapi juga bagian dari cinta dan tanggung jawab spiritual orang tua terhadap anaknya.
Meskipun terlihat sederhana, mengazani dan iqamah bayi perempuan baru lahir memiliki pesan mendalam tentang awal kehidupan dalam naungan Islam. Setiap lafaz yang dibisikkan mengandung harapan agar kelak si kecil tumbuh menjadi pribadi yang mengenal Tuhannya sejak dini. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami makna dan cara melakukannya dengan benar.
Dalam artikel ini, Kamu akan menemukan penjelasan edukatif namun tetap hangat tentang proses dan pentingnya mengazani dan iqamah bayi perempuan baru lahir. Pembahasan ini bukan hanya relevan secara religius, tapi juga menyentuh sisi emosional sebagai orang tua yang ingin memberikan yang terbaik sejak awal kehidupan anak.
Makna dan Hikmah Mengazani di Telinga Bayi
Mengazani merupakan tindakan membisikkan azan di telinga kanan bayi segera setelah ia lahir. Tindakan ini bukanlah tanpa alasan. Dalam Islam, azan bukan hanya panggilan untuk salat, tetapi juga pengingat akan keesaan Allah dan kewajiban sebagai Muslim. Maka, membacakan azan kepada bayi yang baru lahir diharapkan menjadi jejak awal tauhid dalam kehidupan seorang anak.
Mengazani dan iqamah bayi perempuan baru lahir juga mengandung simbolisasi bahwa seorang anak telah diterima dalam keluarga Muslim dengan penuh kasih. Kalimat “Allahu Akbar” yang dikumandangkan pertama kali adalah ungkapan terbesar bahwa segala sesuatu berasal dari dan akan kembali kepada Allah. Ini bukan hanya praktik spiritual, tapi juga ekspresi cinta yang paling awal dari orang tua kepada sang buah hati.
Selain itu, menurut sebagian ulama, suara azan memiliki efek menenangkan bagi bayi, terutama karena ritmenya yang khas dan penuh kedamaian. Ini memperkuat nilai psikologis dari ritual ini, yang tidak hanya bernilai spiritual tetapi juga emosional.
Cara Melakukan Iqamah Setelah Azan
Setelah mengazani telinga kanan, iqamah dibacakan di telinga kiri bayi. Iqamah adalah pengumuman bahwa ibadah (dalam hal ini kehidupan sebagai bentuk ibadah) akan segera dimulai. Hal ini menjadi simbol bahwa kehidupan si kecil akan segera dimulai dengan kesadaran akan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang Muslimah.
Melakukan iqamah dilakukan dengan membaca lafaz-lafaz yang mirip dengan azan namun dengan sedikit perbedaan, seperti tidak mengulang beberapa bagian. Mengazani dan iqamah bayi perempuan baru lahir dilakukan oleh ayah, kakek, atau orang yang dihormati dalam keluarga, yang memahami betul tanggung jawab spiritual dalam membimbing seorang anak.
Kamu tidak perlu merasa khawatir jika merasa belum terlalu fasih. Yang penting adalah niat, kehati-hatian, dan kelembutan dalam menyampaikan lafaz-lafaz tersebut. Ingat, ini bukan soal kesempurnaan ucapan, tapi ketulusan hati dalam menyambut kehadiran sang bayi dengan nilai-nilai keimanan.
Kapan Waktu Terbaik untuk Mengazani Bayi?
Banyak keluarga bertanya-tanya, kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk melakukan azan dan iqamah ini? Idealnya, mengazani dan iqamah bayi perempuan baru lahir dilakukan sesegera mungkin setelah proses persalinan selesai dan kondisi bayi stabil. Bahkan, di beberapa keluarga, proses ini dilakukan sebelum memotong tali pusar, sebagai bentuk menyambut si kecil dalam kalimat tauhid.
Namun, jika kondisi belum memungkinkan—misalnya karena faktor medis atau kondisi ibu dan bayi yang belum stabil—ritual ini bisa ditunda beberapa saat, selama tidak terlalu lama. Tujuan utamanya tetap pada memberikan nuansa islami pertama kepada bayi dan mengiringinya dengan doa-doa yang tulus.
Kamu juga bisa melibatkan keluarga lainnya untuk ikut menyaksikan proses ini, sehingga menjadi momen hangat dan penuh makna bersama orang-orang tercinta. Sekecil apa pun bentuk sambutannya, jika dilakukan dengan penuh iman dan cinta, maka akan berkesan selamanya.
Hal yang Perlu Diperhatikan saat Mengazani dan Iqamah

Dalam melaksanakan mengazani dan iqamah bayi perempuan baru lahir, ada beberapa hal yang perlu Kamu perhatikan. Pertama, pastikan lingkungan tenang agar suara azan terdengar jelas. Bayi sangat peka terhadap suara dan sentuhan, jadi bersikaplah lembut dan penuh kasih.
Kedua, posisikan bayi dengan aman di pelukan, usahakan agar kepala bayi mendekat ke mulut orang yang mengazani. Pastikan tidak membisikkan terlalu keras, cukup pelan namun jelas agar tetap memberi ketenangan pada bayi.
Ketiga, niatkan dalam hati bahwa apa yang Kamu lakukan ini bukan semata-mata tradisi, tapi bentuk doa dan ikhtiar agar anak tumbuh dalam nilai-nilai Islam. Jangan lupa pula, bacakan doa keselamatan dan keberkahan bagi si kecil setelah proses selesai.
Menyambut Kehadiran Si Kecil dengan Kalimat Tauhid
Momen kelahiran adalah titik awal kehidupan baru, bukan hanya bagi bayi tapi juga bagi orang tua. Mengazani dan iqamah bayi perempuan baru lahir bukan sekadar seremonial, tetapi menyambut si kecil dengan kalimat yang akan membingkai kehidupannya kelak.
Banyak orang tua menganggap ritual ini sebagai warisan keimanan yang tak ternilai. Bahkan ketika bayi belum bisa mengerti, kehadiran suara-suara pertama yang ia dengar menjadi bekal batin yang sangat mendalam. Setiap lafaz dalam azan dan iqamah seakan menjadi doa yang membungkus tubuh mungilnya dengan harapan dan cinta yang begitu tulus.
Jadikan momen ini sebagai pengingat bagi Kamu juga sebagai orang tua, bahwa peran spiritual tidak berhenti di sini, melainkan baru dimulai. Semoga proses mengazani dan iqamah ini menjadi langkah awal dalam menanamkan nilai-nilai Islam yang kokoh dalam hati anak.
Penutup
Mengazani dan iqamah bayi perempuan baru lahir adalah simbol kasih sayang dan tanggung jawab spiritual yang menghubungkan bayi dengan ajaran Islam sejak awal kehidupannya. Tindakan ini, meskipun terlihat sederhana, memiliki makna yang sangat dalam dan berdampak besar bagi perjalanan spiritual seorang anak.
Sebagai orang tua, momen ini menjadi pengingat bahwa tugas kita bukan hanya mengasuh secara fisik, tapi juga menumbuhkan nilai-nilai iman dan akhlak sejak dini. Semoga setiap lafaz yang dibisikkan menjadi doa yang menyelimuti si kecil dalam lindungan Allah.
Apakah Kamu sudah merencanakan siapa yang akan mengazani anakmu nanti? Bagikan pengalaman atau harapanmu di kolom komentar. Kita bisa saling menguatkan sebagai orang tua yang ingin memberikan yang terbaik sejak hari pertama kehidupan sang buah hati.
