Gua Jepang Purwakarta yang Tak Tembus Cahaya
Terakurat.com – Gua Jepang – Di sebuah desa tepatnya didesa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes Kabupaten Purwakarta, terdapat sebuah gua yang ternyata belum diketahui oleh masyarakat luas.
Masyarakat setempat menyebutnya Gua Jepang karena dibangun oleh penduduk setempat pada saat penjajahan Jepang.
Menurut warga setempat, Gua ini masih belum tereksplorasi dan masih belum diteliti oleh pihak manapun dan masih banyak ribuan kelalawar yang masih menetap.
Hal ini diketahui setelah ada warga setempat yang masuk kedalam gua beberapa tahun yang lalu. Ia menjelaskan kondisi didalam gua yang cukup gelap bahkan tak tembus oleh cahaya senter.
Menurut Ginanjar saputra (24) “Dulu 2001 saya pernah masuk bersama rombongan. Masuk kedalam menggunakan lampu petromak. Karena senter biasa atau lampu ponsel tak tembus cahaya” ujar Ginanjar.
Ia mengatakan, gua itu saat ini dilaeang dimasuki masyarakat atas dasar keselamatan. Gua yang diperkirakan berusia ratusan tahun ini masih tetap memiliki cerita tersendiri dan rahasia di baliknya.
Gua Jepang tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang tengan berburu hewan pada tahun 2000. Warga tersebut tiba-tiba melihat sebuah gua dibalik semak belukar.
“Namanya pak Ade yang menemukan Gua ini. Sekarang pak Ade sudah tidak tinggal lagi disini. Sejak ia mengetahui gua ini, ia langsung lari ke kampung untuk memberitahukan warga. Ucap Ginanjar.
Ia mengatakan bahwa, para tetua di desa pusaka mulya agar gua tersebut diperetahankan keasliannya. “nenek saya yang sudah sepuh diam saja dan sambil tersenyum. Hanya saja orang tua itu berpesan jangan sampai gua itu diubah saja” ujarnya.
Warga setempat lainnya, Agus sapriudin (50) mengatakan bahwa. Gua ini terbentuk secara alami sebelum dibangun kembali oleh penduduk setempat pada jaman penjajahan jepang. Gua ini berukuran tinggi 2,5 Meter, Lebar 3 meter lebih serta memiliki lebar 3 meter lebih dan memiliki kamar sebanyak 9 ruang.
“Belum sempat selesai dibangun. Karena jepang harus kembali disebabkan oleh perang dunia kedua kalah. Akan tetapi kisah orang tua dulu sudah bersejarah dari zaman Belanda. Dari jaman saya kecil hingga kini, goa masih seperti itu,” ujar Agus.